Jakarta, 22/11/2008 (Kominfo Newsroom). Sebanyak 33 pelajar Pasiad (Pacific Countries Social and Economic Solidarity Association) Indonesia yang terdiri dari 5 pelajar SD, 5 pelajar SMP dan 23 siswa SMA menerima medali, penghargaan dan hadiah uang atas prestasi yang telah mereka perlihatkan selama tahun 2008.
Hadiah dan penghargaan tersebut, diserahkan langsung oleh Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Mandikdasmen) Depdiknas Prof. Suyanto dalam suatu acara di Hotel Intercontinental Jakarta, Sabtu, (22/11). Turut hadir dalam acara tersebut, mantan Presiden KH. Abdurrahman Wahid dan Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.
Kelima siswa tingkat SD pada kompetisi matematika yang menerima penghargaan adalah Fransisca Susan (SDS Santa Ursula DKI Jakarta), Stefano Chiesa S (SDK Santa Theresia DKI Jakarta), Nicolas Tarino (SDK Stella Maris DKI Jakarta), Fabiola Maria Teresa (SDN 05 Ketabang, Jawa Timur)dan Richard Akira Heru SDS PL Bernardus (Jawa Tengah).
Siswa tingkat SMP pada kompetisi matematika yang menerima penghargaan adalah Iwan Wangsa CL (SMPK 4 BPK Penabur, DKI Jakarta), Prayogo Tio (SMPK Santa Petrus, Kalimantan Barat), Wilson Kurniawan (SMPS Kanisius, DKI Jakarta), Khafit Mufadli (SMPN 1 Kediri, Jawa Timur) dan Muhammad Nassirudin (SMPN 115 DKI Jakarta).
Kemudian untuk 23 siswa berprestasi pada olimpiade internasional sekolah mitra kerja Pasiad Indonesia tahun 2008 adalah sbb:
Peraih emas adalah Lorens VG Da Silva, Dwiana Ardianti, Vita Fimalia Khairani, SMA Semesta Semarang, Danny Trisnadi, M. Iqbal Ramli, M. Ichsan, Abdul Mubdi, M. Farhan Barona, Erfan Ramadhani dari SMA Fatih Banda Aceh, Reyhan P. Pradana, Setyobudi Premiaji, SMA Semesta Semarang, Yoseph, Andhyta Firselly Utami, SMA Kharisma Bangsa Tangerang dan M. Ironnanda Kurnia, SMA Pribadi Depok.
Peraih medali perak adalah : Nurbaniyara M, M. Yangki Sulaiman, Tiara A. Maisyarah, Anisah Fitriyah Dewi, SMA Pribadi Bandung, Herry Yuanda, Hafifullah Khalis, Teuku Muzzafarsyah, Teuku Kanigara, SMA Fatih Banda Aceh, Nixie Sapphira Lesmana, SMA Kharisma Bangsa Tangerang, dan Anugerah Erlaut, SMA Kharisma Bangsa Tangerang.
Peraih medali perunggu adalah : Yanuar Dwi Putra, SMA Semesta Tangerang, Yurgen Alifia, SMA Pribadi Depok, A. Firselly Utami, Aulia Reza, Selma Zisan Erol, Astari Anjani, SMA Kharisma Bangsa Tangerang, Bondan A. Chandra, Bagus W. Murtianto, Sa'adah S. Carita, SMA Semesta Semarang, dan Fahmi Fuady, SMA Pribadi Bandung.
Peraih Honorable Mention adalah : Ecky Pramuhandita, Levina, SMA Pribadi Bandung, Soeganda Formalidin, Indra, SMA Kharisma Bangsa Tangerang, Ryandi Pratama Putra, Rizki Noor Ichwan, SMA Semesta Semarang (Special Jury Award) dan Dirgantara R. Ginanjar, SMA Pribadi Depok (Proyek terbaik).
Dalam sambutannya Dirjen Mandikdasmen Suyanto, mengatakan Pasiad Indonesia dengan berbagai sekolah yang telah berkembang di berbagai penjuru wilayah Indonesia , cukup banyak menyumbangkan medali-medali kepada negara setelah mengikuti kompetisi baik tingkat nasional maupun tingkat Internasional.
Departemen Pendidikan nasional saat ini sedang mempersiapkan suatu aturan dalam bentuk Keppres yang akan mengatur pemberian beasiswa kepada para pemegang medali emas di tingkat internasional. Bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah mengatakan kepada publik, bahwa bagi siswa peraih medali emas di tingkat Internasional, akan mendapat beasiswa sampai menyelesaikan tingkat Doktor baik perguruan tinggi di dalam negeri maupun di luar negeri.
"Untuk peraih medali perak, akan mendapatkan beasiswa sampai master (S2) dan bagi peraih perunggu, maka akan mendapatkan beasiswa sampai dengan S1", kata Suyanto.
Sementara itu Kepala Pasiad Indonesia Demir Timurtas, mengatakan, Turki merupakan sebuah negara yang menjadi penghubung antara Benua Asia dengan Eropa. Dalam tradisi masyarakat Turki, mereka menyebut tanahnya sebagai Anadolu. Sebagai bentuk perwujudan konkret atas pemaknaan nama tersebut, orang-orang yang tinggal di Anadolu berlomba-lomba membantu para siswa yang membutuhkan dengan memberi beasiswa supaya mereka bisa melanjutkan pendidikannya sehingga bisa menjadi dokter, pengacara, guru , maupun ahli teknik.
Sedangkan bagi para siswa yang tidak bisa melanjutkan studinya mereka olah untuk mampu melayani masyarakatnya sendiri. Mereka membuka rumah, asrama dan sekolah supaya siswa dapat tinggal dan belajar didalamnya.
"Bagi mahasiswa yang menerima beasiswa dan telah menyelesaikan kuliahnya dianjurkan untuk mengulurkan tangannya kembali membantu para siswa yang membutuhkan dengan memberikan beasiswa", kata Demir. (T.Ad/toeb/c)
[*]http://www.bipnewsroom.info/?_link=loadnews.php&newsid=43715
[*]http://www.bipnewsroom.info/?_link=loadnews.php&newsid=43715